Home Info Kampus Arif Satria: Arah Baru BRIN Fokus pada Riset Terapan

Arif Satria: Arah Baru BRIN Fokus pada Riset Terapan

Jalin Kerjasama dengan Universitas Kyoto Kembangkan Human Capital dan Inovasi Terapan

50
0
SHARE
 Arif Satria:  Arah Baru BRIN  Fokus pada Riset Terapan

Keterangan Gambar : Prof Arif Satria didampingi Kabiro Humas BRIN Yudho Baskoro (foto iwan)

Program ini diharapkan menghasilkan model pendidikan vokasi terintegrasi riset untuk Indonesia Emas 2045

Jakarta, edukasinews.com-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjalin kerjasama strategis dengan Universitas Kyoto, Jepang, untuk memperkuat riset terapan berfokus pada pengembangan human capital dan inovasi berkelanjutan.

Hal itu disampaikan Kepala BRIN Prof Dr. Arif Satria kepada wartawan di Jakarta, sore ini (22/12). Disebutkan, kerjasama ini menargetkan peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan riset interdisipliner di 40 pusat riset BRIN, termasuk KST, KKI, dan KKE.

Arif juga menekankan arah baru BRIN yang fokus pada riset terapan mencakup pengembangan ketrampilan digital, leadership inovatif, dan adaptasi tenaga kerja terhadap teknologi masa depan. Juga yang terkait dengan riset pangan dan energi. 

Kolaborasi ini memanfaatkan keunggulan Kyoto di bidang AI dan neuroscience untuk mendukung hilirisasi inovasi BRIN di kawasan seperti KKI Geodiversitas dan KKE. "Program ini diharapkan menghasilkan model pendidikan vokasi terintegrasi riset untuk Indonesia Emas 2045," katanya.

Arif didampingi oleh Kepala Biro Humas BRIN Yudho Baskoro saat menggelar jumpa pers dengan sejumlah media di Gedung BRIN, Jakarta.

"Kerjasama BRIN dengan Universitas Kyoto membuka peluang besar untuk riset terapan yang berorientasi human capital. Kami fokus pada inovasi yang tidak hanya teknis, tapi juga membangun karakter dan kompetensi manusia Indonesia agar mampu bersaing secara global," katanya. 

Dia  menambahkan bahwa BRIN juga akan mengembangkan Rumah Inovasi Indonesia sebagai aplikasi digital yang bisa diakses publik di media digital. Dengan begitu perlu peningkatan pengembangan keterampilan digital, leadership inovatif, dan adaptasi tenaga peneliti terhadap teknologi masa depan.***(edu/Il/sp-iw)