
Keterangan Gambar : foto kolase aboe
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam As Syafi’iyah (FKIP UIA) melakukan Pengabdian kepada masyarakat dan studi banding di Salatiga, Jawa Tengah, 22-24 Oktober 2025. Wartawan edukasinews.com yang mengikuti perjalanan tersebut melaporkan
Salatiga, edukasinews.com-Rombongan mahasiswa FKIP UIA yang menumpang bus pariwisata sampai di Panti Lansia, “Rumah Teduh Damai-Senior Living” jam 08.00 wib, Kamis 23/10. Panti yang terletak di pinggir jalan utama Kopeng, perbatasan Salatiga-Kabupaten Semarang itu berada di perbukitan yang berhawa dingin.
Saat rombongan tiba, para lansia sedang berjemur di halaman yang luas dan bersih. Cuaca pagi itu sangat cerah. Sinar matahari mulai menghangatkan halaman yang berlantai batako. Seluruh lansia berjemur pakai kursi roda.
Pimpinan yang juga pendiri panti Ibu Ita menyambut rombongan dengan ramah. Dia mempersilakan mahasiswa untuk langsung berinteraksi dengan para lansia yang sedang berjemur, yang jumlah 20 orang. Mereka berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, ada juga dari Bekasi dan Jakarta.
Karena pada jam itu para lansia sudah harus sarapan, Ibu Ita mempersilakan mahasiswa untuk ikut menyuapin para lansia. Sejumlah mahasiswa FKIP UIA pun dengan senang hati menyuapin para lansia itu, seolah-olah sedang menyuapin orang tua sendiri.
Para lansia kelihatan gembira disuapin oleh mahasiswa tersebut. Meraka pun senang diajak ngobrol. Salah seorang lansia Pak Mugiyono, asal Jogyakarta, yang -menurutnya baru berumur 87 tahun- paling banyak bicara. Selera humornya pun tinggi. Fisiknya kelihatan paling kuat dibanding lansia lain. Dia menceritakan pengalaman tinggalnya di panti, yang sudah lebih dari tiga bulan. Dia juga menceritakan tujuan hidup di sisa usianya.
”Tujuan hidup saya ingin berbuat baik kepada semua orang. Tidak membedakan asal-usulnya. Pokoknya di sini saya nyaman. Teman-teman juga merasa sangat senang,” ujarnya penuh semangat.
Penghuni lain, Ibu Sriwahyuni, sepertinya penghuni yang paling muda. Kalau dilihat dari fisik, umurnya sekitar 40 tahun. Masih sega, cantik dan lincah. Saat rombongan datang dia aktif menghampiri peserta, dan langsung bercerita. Tutur katanya masih jelas dan sistematis di saat-saat awal bicara. Tetapi setelah beberapa lama, omongannya mulai ‘ngaco’ dan tidak runtut.
Menurut Pimpinan Panti, Ibu Sriwahyuni (Heni) sudah berumur 60 tahun. Sebelumnya dia normal. Suatu Ketika (sekitar di umur 40 tahun) kepalanya ketimpa beban berat. Dia geger otak. Keluarga sudah mengobati ke mana-mana tetapi tidak bisa sembuh.
Karena omongannya yang ngaco itu, di rumah dia sering dibuli oleh keluarganya yang lain dan juga oleh tetangga. Makanya keluarga pun memutuskan untuk menitipkannya di panti.
(Tetapi kepada penulis Ibu Heni bercerita kepalanya sengaja ditimpa dengan batu oleh anak buahnya yang bencipadanya....omongannya pun beruba-ubah)
Karaoke dan Melukis
Usai sarapan, seluruh lansia dan rombongan diajak oleh Pimpinan Panti ke aula untuk melakukan seremonial penyambutan dan perkenalan, serta hiburan. Aulanya cukup rapi dan bersih. Bisa menampung sekitar 100 orang.
Ketua Panitia FKIP UIA EXPO EDUCARE 2025, Maisa Aulia (Mbak Lia-prodi BK smester 7) menyampaikan maksud dan tujuan rombongan mengunjugi panti. Inti sambutannya adalah sebagai bentuk kepedulian mahasiswa kepada para lansia.
”Kunjungan ini ada bagian dari tugas kampus yakni pengabdian masyarakat. Kami memilih mengunjungi panti lansia agar kami bisa menyelami kehidupan para lansia, karena nantinya kami juga akan tua. Selain itu kami juga ingin menghibur,” tutur Mbak Lia.
Usai sambutan Pimpinan rombonmgan, dilanjutkan dengan sambutan Pendamping Sabar Lesmana, sambutan dari Pimpinan panti Ibu Ita, hiburan karaoke dan diakhiri dengan penyerahan sumbangan secara simbolis oleh mahasiswa kepada pimpinan panti.
Suasana seremonial sambutan sangat kondusif dan ceria. Sabar Lesmana mengajak para lansia interaktif, dialog langsung dan bercerita sesukanya. Banyak lansia yang tunjuk tangan ingin berbicara, menceritakan pengalaman dantujuan hidupnya. Ada juga lansia yang minta lagu-lagu nostalgia, seperti Bengawan Solo dan lain sebagainya.
Suasana di ruang pertemuan itu benar-benar ceria, meski kemudian -maaf- ada juga lansia yang pipis dan diantar ke kamar mandi oleh pengurus.
Usai acara seremonial dan hiburan seluruh lansia dibawa ke ruang lain untuk melukis. Panita membagi mereka ke dalam 5 kelompok meja besar. Mahasiswa memandu mereka yang ingin melukis apa saja di kanvas yang sudah disiapkan.
Lukisan mereka cukup bagus dengan imajinasi yang beragam. Meski jari-jemarinya dipandu oleh mahasiswa namun sapuan kuasnya memperlihatkan semangat dan gairah hidup.
Hari itu, mereka benar-benar bahagia dan merasa diperhatikan. Setidaknya mahasiswa FKIP UIA telah memberi nuansa berbeda dalam kehidupan mereka, di tengah rutinitas yang tidak bisa lagi diubah.***(BERSAMBUNG)








LEAVE A REPLY