Home Nasional Mahasiswa Moderat Berkongres di Jakarta

Mahasiswa Moderat Berkongres di Jakarta

Tema: Mahasiswa Moderat, Negara Berdaulat, Indonesia Kuat

19
0
SHARE
Mahasiswa Moderat Berkongres di Jakarta

Keterangan Gambar : Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i (foto kmg)

Mahasiswa moderat harus mampu berpikir terbuka, berani membangun dialog antaragama, dan bekerja sama untuk kepentingan kemanusiaan

 

Jakarta, edukasinews.com-Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i memberi pesan khusus kepada para mahasiswa saat membuka Kongres Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara (PMMBN). Wamenag minta mahasiswa berpikir secara jernih dan tidak mudah terprovokasi.

Kongres PMMBN berlangsung di Jakarta, Minggu (26/10/2025). Acara ini mengusung tema "Mahasiswa Moderat, Negara Berdaulat, Indonesia Kuat". Hadir, sekitar 350 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Menurut Wamenag, mahasiswa moderat harus mampu berpikir terbuka, berani membangun dialog antaragama, dan bekerja sama untuk kepentingan kemanusiaan. Moderasi beragama menjadi salah satu upaya meningkatkan semangat bela negara, mempertahankan ideologi Pancasila, nilai persatuan, dan ketahanan moral bangsa.

“Oleh karena itu, saya ingatkan kepada adik-adik mahasiswa jangan mudah terprovokasi. Mari berpikir dengan cara yang damai, inklusif, dan penuh tanggung jawab kebangsaan,” ucapnya.

Sebagai wujud nyata komitmen untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan melalui perspektif moderasi beragama, Wamenag menyampaikan bahwa Kemenag terus memperkuat pelaksanaan Gerakan Penguatan Moderasi Beragama Nasional 2025–2029, dengan menempatkan perguruan tinggi umum sebagai salah satu fokus strategis.

Romo berharap PMMBN dapat menjadi zona inovasi pembentukan karakter bangsa di tingkat kampus. "Dari sinilah akan lahir pemimpin-pemimpin masa depan yang mencintai persatuan di atas perbedaan, mampu menjembatani dialog antaragama, serta bekerja sama untuk kemaslahatan bersama," tegasnya

???????

Romo juga mengingatkan bahwa konsep moderasi beragama bukan berarti mengurangi tingkat keyakinan pada agama yang dianut, melainkan sebaliknya harus semakin menguatkan keyakinan tersebut. "Ketika masing-masing bangsa ini meyakini dan mengamalkan agama dengan benar, maka kita akan bisa hidup harmonis di tengah perbedaan. Karena, semua agama ini tidak ada yang mengajarkan perpecahan," jelasnya.

Dijelaskan Wamenag, semua agama benar bagi masing-masing pemeluknya. Namun, pada praktiknya, sikap moderat adalah menghormati, menghargai, dan tidak mengganggu pemeluk agama lain tanpa sampai menganggap semua ajaran agama itu sama.

Turut hadir dalam acara ini antara lain Staf Khusus Menag Nona Gayatri Nasution, Tenaga Ahli Menag Junisab Akbar, Direktur PAI pada Ditjen Pendis M. Munir, serta pengurus PMMBN dan para mahasiswa peserta kongres.***(edu/IL/sp-kmg)